Tampilkan postingan dengan label Bola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bola. Tampilkan semua postingan

Liverpool Menang tipis atas Tottenham 3-2







Sebuah pertandingan seru tersaji di Stadion Anfield antara Liverpool vs Tottenham Hotspur, Minggu (10/3/2013) dalam lanjutan Liga Inggris 2012-2013 pekan ke-29 yang berkesudahan dengan skor 3-2. Hasil yang diraih susah payah oleh Liverpool karena mereka sempat tertinggal sebelum akhirnya sukses membalikkan skor.

Bermain sebagai tuan rumah, Liverpool langsung bermain menyerang untuk memberi efek kejut bagi pasukan Spurs. Menit lima, sebuah tendangan dari Daniel Sturridge masih melambung.

Spurs membalas kala pertandingan memasuki menit 12. Tendangan bebas ala Cristiano Ronaldo yang dilepaskan Gareth Bale membuat Brad Jones sempat kelimpungan sebelum akhirnya bisa meninju bola keluar.

Gol tercipta di menit 21 untuk Liverpool. Kerjasama dan pergerakan ciamik yang ditunjukkan Luis Suarez, Jose Enrique, dan Philippe Coutinho membuahkan hasil. Kejelian Enrique melepaskan umpan dilanjutkan kecermatan Suarez dalam menuntaskan peluang dari sudut sempit. Gol yang cukup indah.

Tertinggal satu gol membuat pasukan Andre Villas-Boas keluar menyerang. Beberapa peluang mereka dapat lewat Bale maupun Gylfi Sigurdsson. Tuan rumah juga tak mau kalah dalam usaha menambah gol.

Usaha Spurs baru membuahkan skor di penghujung babak pertama. Umpan silang Bale diselesaikan dengan baik oleh Jan Vertonghen lewat sundulan kepalanya.

Spurs memulai babak kedua dengan baik. Jones dipaksa melakukan penyelamatan atas usaha yang dilakukan oleh Jermain Defoe di menit 52.

Semenit kemudian, pelanggara yang dilakukan Lucas Leiva membuahkan tendangan bebas bagi Spurs. Bola dieksekusi oleh Bale dan kembali disambut  Jan Vertonghen untuk membawa Spurs untuk sementara memimpin 1-2.

Beberapa menit setelahnya, Spurs nyaris memperlebar jarak. Aksi gemilang Bale diakhiri dengan umpan pada Sigurdsson. Pemain asal Islandia itu kemudian melepaskan tendangan yang masih menerpa tiang gawang.

Liverpool menyamakan skor di menit 66. Kesalahan Kyle Walker dalam melepaskan umpan diserobot oleh Stewart Downing. Parahnya, Hugo Lloris memutuskan untuk maju menghadang Downing hingga keluar kotak penalti. Padahal masih ada beberapa bek Spurs yang bisa mengejar Downing. Keputusan yang harus dibayar mahal karena Downing sukses mencetak gol penyeimbang.

Gol tersebut membuat tempo pertandingan meningkat. Jual beli serangan tercipta. Sturridge melepaskan sundulan yang hanya berakhir di jala luar gawang Lloris. Beberapa menit kemudian, giliran sundulan Bale yang masih melebar.

Sebuah pelanggaran pada Suarez yang dilakukan oleh Benoit Assou-Ekotto di dalam kotak penalti Spurs berbuah fatal. Wasit menunjuk titik penalti dan kesempatan itu disempurnakan oleh Steven Gerrard untuk membawa Liverpool menang dramatis, 3-2!

Data Pertandingan:
Liverpool 3-2 Tottenham (Suarez 21’, Downing 66’, Gerrard 82’-pen / Vertonghen 45’, 53’)
Liverpool
Tottenham Hotspur
No.
Player
YC
RC
No.
Player
YC
RC
1. Brad Jones

25. Hugo Lloris

2. Geln Johnson

28. Kyle Walker

23. Jamie Carragher 83′
20. Michael Dawson

5. Daniel Agger

5. Jan Vertonghen 57′
3. Jose Enrique

32. Benoit Assou-Ekotto (90′)

21. Lucas Leiva

29. Jake Livermore (84′)

8. Steven Gerrard

8. Scott Parker

19. Stewart Downing

19. Mousa Dembele

10. Philippe Coutinho (59′)

22. Gylfi Sigurdsson

7. Luis Suarez

11. Gareth Bale

15. Daniel Sturridge (88′)

18. Jermain Defoe


Substitutes
Substitutes
42. Peter Gulacsi

24. Brad Friedel

37. Martin Skrtel

33. Steven Caulker

47. Andre Wisdom

13. William Gallas

24. Joe Allen (59′)

16. Kyle Naughton

14. Jordan Henderson (88′)

6. Tom Huddlestone

33. Jonjo Shelvey

46. Thomas Carroll (90′)

31. Raheem Sterling

23. Lewis Holtby (84′)

Manager
Manager
Brendan Rodgers Andre Villas-Boas
Referee
Michael Oliver






MU Dipaksa Imbang Chelsea 2-2


Sempat unggul terlebih dulu, Manchester United dipaksa bermain imbang 2-2 dengan Chelsea pada perempat final Piala FA di Stadion Old Trafford, Minggu (10/3/2013). Hasil ini membuat kedua tim harus melakoni laga ulangan di Stamford Bridge.

Di hari jadi yang ke-108, Chelsea sempat tertinggal dua gol saat laga baru berumur sebelas menit. Gol pembuka Setan Merah diciptakan oleh Javier Hernandez pada menit kelima.

Hernandez berhasil menaklukkan Petr Cech setelah penyerang muda asal Meksiko tersebut berhasil menanduk bola dari umpan terukur dilepaskan Michael Carrick jauh dari luar kotak penalti Chelsea.

Gol ini tak terlepas dari kesalahan Cech yang tampak keluar jauh meninggalkan sarangnya untuk menghalau umpan Carrick, meskipun Hernandez sebetulnya dikawal ketat oleh bek The Blues.

Publik Old Trafford kembali bergemuruh menyambut gol yang diciptakan Wayne Rooney pada menit ke-11. Cech untuk kedua kalinya terpaksa memungut bola di gawangnya sendiri setelah gagal membendung tendangan bebas Rooney.

Gawang London Biru nyaris kembali kebobolan melalui tembakan Rooney pada menit ke-24. Di sisi kiri pertahanan Chelsea, Evra melepaskan umpan mendatar ke dalam kotak penalti yang berhasil disambut Rooney dengan tembakan keras. Beruntung, Cech dengan sigap berhasil memblok bola.

Tertinggal, London Biru berusaha keras mencari peluang untuk mencetak gol balasan. Tetapi, kubu tuan rumah cukup sukses meredam serangan-serangan yang dilancarkan oleh Frank Lampard dan kawan-kawan.
Sebaliknya, MU pun tak ingin memberikan kesempatan bagi Chelsea untuk mengembangkan permainannya. Setiap menguasai bola, Wayne Rooney dan kawan-kawan dengan cepat menggempur pertahanan kubu tim tamu.

Namun, enam menit sebelum turun minum, Chelsea lebih menguasai permainan. Sayangnya, tak ada peluang yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh tim besutan Rafael Benitez tersebut sampai wasit meniup peluit tanda istirahat.

Pada awal babak kedua, Benitez melakukan perubahan. Pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut memasukkan Eden Hazard dan Obi Mikel untuk menggantikan Moses dan Lampard.
Keputusan Benitez cukup jitu karena Hazard berhasil mencetak gol balasan pada menit ke-59, atau tujuh menit gelandang asal Belgia tersebut turun gelanggang. Gol berawal dari umpan terukur yang dilepaskan Mata.

Begitu menguasai bola, Hazard melepaskan tembakan melengkung yang membuat bola bersarang ke pojok kanan atas gawang David de Gea.

Kebobolan, Sir Alex Ferguson langsung memasukkan Robin van Persie untuk menambah daya gedor timnya. Yang terjadi justru sebaliknya. MU malah kembali kebobolan lewat gol yang diciptakan Ramires pada menit ke-68.

Dari serangan balik, Oscar mengirimkan bola kepada Ramires. Gelandang asal Brasil yang menguasai bola, berhasil mengecoh Jonny Evans di dalam kotak penalti. Dengan cepat, Ramires melepaskan tembakan yang gagal diantisipasi oleh De Gea.

Setelah itu, kedua pelatih kembali memasukkan "darah segar". Fergie lebih memilih memasukkan Fernando Torres untuk menggantikan Demba Ba. Sementara Danny Welbeck menjadi pilihan Fergie untuk menggantikan Kagawa.

Mata nyaris mencetak gol saat menguasai umpan Luiz pada menit-menit terakhir. Namun, De Gea berhasil melakukan reflek yang gemilang dengan memblok tembakan Mata dengan kakinya.
Sejak itu, Chelsea memiliki beberapa peluang emas. Namun, tak ada satu pun yang berhasil mengoyak jala De Gea. Skor 2-2 bertahan hingga laga usai.

Susunan Pemain
MU (4-2-3-1): 1-David de Gea; 2-Rafael da Silva, 5-Rio Ferdinand, 6-Jonny Evans, 3-Patrice Evra; 16-Michael Carrick, 23-Tom Cleverley; 26-Shinji Kagawa (Welbeck 76), 10-Wayne Rooney, 17-Luis Nani (Valenica 45); 14-Javier Hernandez (Van Persie 63)
Manajer: Sir Alex Ferguson

Chelsea (4-2-3-1): 1-Petr Cech; 28-Cesar Azpilicueta, 24-Gary Cahill, 4-David Luiz, 3-Ashley Cole; 7-Ramires, 8-Frank Lampard (Obi Mikel 52); 13-Victor Moses (Hazard 52), 10-Juan Mata, 11-Oscar; 29-Demba Ba (Torres 77)
Manajer: Rafael Benitez

Wasit: Howard Webb

Juventus kembali menapaki lagi kejayaan di liga champions






Untuk kali pertama dalam tujuh musim terakhir Juventus lolos ke perempatfinal Liga Champions. Sukses Bianconeri mendepak Celtic bisa menandai kebangkitan kembali mereka di kompetisi elit tersebut.

Setelah menjalani periode hukuman di Seri B akibat skandal Calciopoli, ini adalah musim kedua Juventus balik ke ajang Liga Champions. Sebelumnya, di musim 2008/2009 mereka berhasil menembus kompetisi antarklub terbaik Eropa tersebut, dan harus rela tersingkir oleh Chelsea di babak 16 besar.

Juventus bisa punya modal lebih baik saat kembali masuk Liga Champions di musim 2012/2013 ini. Dasarnya tentu saja status mereka sebagai jawara Seri A, di mana mereka meraihnya tanpa terkalahkan.

Dan perjalanan Gianluigi Buffon dkk di Liga Champions sejauh ini cukup mengesankan. Tak terkalahkan di fase grup dan lolos sebagai pemuncak klasemen, 'Si Nyonya Tua' tampil perkasa di babak 16 besar.

Saat harus melawat ke Celtic Park yang terkenal angker, Juventus justru bisa menang telak 3-0. Sementara dinihari tadi di Juventus Stadium, dua gol Alessandro Matri dan Fabio Quagliarella memberi tuan rumah kemenangan meyakinkan lainnya dengan skor 2-0. Secara agregat Juve unggul mutlak 5-0

Bardasarkan catatan Opta, ini adalah kali pertama Juventus lolos ke peremparfinal Liga Champions sejak musim 2005/2006. Langkah Juventus ketika itu dihentikan Arsenal di delapan besar.

Terkait keberhasilan lolos ke perempatfinal musim ini, Juventus menandainya dengan catatan clean sheet dalam lima pertandingan terakhir. Kali terakhir gawang Juventus bobol adalah saat bermain imbang 1-1 dengan Shakhtar Donetsk di matchday kedua.

Sepanjang sejarah keikutsertaannya di kompetisi Eropa, ini adalah kali ketiga Juventus mencatatkan lima clean sheet secara beruntun. Sebelumnya mereka menorehkan catatan bagus tersebut di tahun 1964 dan 2004.

Kemenangan atas Celtic juga menandai laga kandang ke-100 Juventus di Piala/Liga Champions. Dalam rangkaian tersebut mereka meraih 72 kemenangan, 19 hasil imbang dan delapan kekalahan.

Langkah Juventus untuk masuk final dan kemudian menjadi juara memang masih panjang. Namun dengan penampilan impresif yang dipertunjukkan di fase grup dan kemenangan mutlak atas Celtic, mereka bisa saja mengulang sukses menjadi juara seperti yang terakhir diraih tahun 1996. Sebagai catatan, Juventus menjadi runner up Liga Champions di tahun 1997, 1998 dan 2003.

Imbang dengan Valencia, PSG ke perempat final liga champions






Paris St Germain merebut satu tiket ke babak perempatfinal Liga Champions. Hasil tersebut mereka dapatkan setelah bermain imbang 1-1 dengan Valencia di leg kedua.

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Parc des Princes, Kamis (7/3/2013) dinihari WIB, PSG tampil tanpa Zlatan Ibrahimovic yang tengah terkena hukuman akibat kartu merah. Sebagai gantinya, Carlo Ancelotti memainkan Ezequiel Lavezzi yang ditopang oleh Javier Pastore dan Lucas Moura.

Sementara Valencia masih mengandalkan Roberto Soldado di lini depan, dibantu oleh Tino Costa, Sofiane Feghouli, dan Dani Parejo. Los Che berusaha mengejar ketertinggalan agregat 1-2, plus defisit dua gol tandang dari PSG.

Tak banyak peluang tercipta di babak pertama. Valencia tercatat unggul dalam ball possession hingga 60% di setengah jam pertama. Sementara, PSG lebih banyak menunggu untuk melakukan serangan balik.

Soldado sempat mendapatkan kesempatan pada menit ke-15, setelah dirinya melakukan kerjasama dengan Feghouli. Namun, tendangannya terlalu lemah sehingga kiper Salvatore Sirigu dengan mudah menangkap tendangannya.

Valencia terus menekan. Usaha mereka untuk menembus pertahanan PSG juga dilakukan lewat serangan sayap. Pada menit ke-21, Tino Costa mengirimkan umpan dari sisi kiri. Bola nyaris sampai di kaki Soldado, andai Thiago Silva tidak sigap menghalaunya.

Di sisi lapangan lainnya, Lucas Moura tampak hidup. Beberapa kali dia melakukan tusukan dari sisi kanan. Dia juga melepaskan satu tembakan di babak pertama ini. Namun, tendangannya masih menyamping di sebelah kanan gawang Vicente Guaita.

Sementara, Pastore kerap beroperasi dari sisi kiri. Dia juga tidak jarang turun ke belakang membantu pertahanan atau mengambil bola sendiri. Kendati demikian, beberapa kali kerjasamanya dengan Lavezzi dihalau oleh duet bek tengah Antonio Barragan dan Victor Ruiz.

Pada menit ke-36, Lavezzi dan Pastore melakukan kerjasama sekali lagi. Kali ini berujung menjadi peluang, tapi bukan berujung menjadi gol. Tendangan Pastore setelah menerima operan dari Lavezzi masih bisa diselamatkan oleh Guaita.

Valencia yang terus menekan itu akhirnya memecah kebuntuan di menit ke-54. Ketika umpan silang dan serangan lewat tengah tidak kunjung tembus, maka senjata selanjutnya adalah tembakan jarak jauh. Jonas pun memberikan itu kepada timnya. Tendangan kaki kanannya dari luar kotak penalti tidak mampu dihalau oleh Sirigu.

Tapi, PSG membalas di menit 66. Kevin Gameiro, yang masuk menggantikan Thiago Motta, menjadi katalis lahirnya gol penyama kedudukan tuan rumah. Dia menusuk masuk dari sisi kiri, melewati beberapa bek, sebelum bola di kakinya diteruskan oleh Lavezzi dengan tendangan. Guaita sempat menepisnya, namun bola rebound kembali disambar oleh Lavezzi. Skor berubah jadi 1-1.

Setelahnya, tidak ada banyak peluang berbahaya tercipta. Valencia memainkan Nelson Valdez di menit ke-76, tapi ini pun tidak banyak membantu. Skor 1-1 kemudian bertahan sampai akhir laga.

PSG pun berhak lolos dengan hasil ini. Mereka melaju dengan keunggulan agregat 3-2 atas Valencia.

Susunan Pemain

Paris St Germain: Sirigu, Thiago Silva, Alex, Maxwell, Jallet (Van der Wiel 25), Matuidi, Chantome, Thiago Motta (Gameiro 58), Lucas Moura (Sakho 81), Pastore, Lavezzi.

Valencia: Guaita, Cissokho, Barragan, Ruiz, Mathieu, Albelda (Banega 45), Jonas (Valdez 76), Feghouli, Parejo, Tino Costa, Soldado.

Chelsea Geser Barcelona


International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) kembali mengeluarkan daftar peringkat klub terbaik dunia. Ada hal menejutkan dari hasil pemeringkatan tersebut.

Di luar dugaan, Barcelona terhempas dari posisi teratas klub terbaik versi IFFHS dan kini posisinya digantikan oleh klub Inggris Chelsea. Terhempasnya Barcelona dari posisi teratas merupakan pertama kalinya terjadi di musim ini.

Bahkan, La Blaugrana harus terhempas jauh dari posisi pertama ke posisi kelima. Penurunan drastis peringkat El Barca disebabkan peforma skuat asuhan Tito Vilanova itu sedang terpuruk beberapa waktu terakhir.

Seperti dikutip Marca, peringkat Barcelona melorot karena menelan kekalahan memalukan dari rival abadinya Real Madrid di babak semifinal Copa del Rey pada Rabu (27/2). Selain itu, Barca juga harus merasakan kekalahan atas AC Milan di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

Kedua hal itulah yang menyebabkan indeks penilaian Barca turun. Sementara itu, peringkat Chelsea naik karena keberhasilannya meraih gelar juara Piala FA dan Liga Champions musim lalu. Chelsea berhasil naik dari peringkat tiga ke posisi pertama klub terbaik versi IFFHS.

Berikut adalah 10 besar klub terbaik dunia versi IFFHS:
1. Chelsea (ENG) 307,0 (3)
2. Atletico de Madrid (SPA) 304,0 (2)
3. Bayern Muenchen (GER) 292,0 (5)
4. Corinthians (BRA) 287,0 (6)
5. Barcelona (SPA) 283,0 (1)
6. Boca Juniors (ARG) 281,0 (4)
7. Real Madrid (SPA) 277,0 (7)
8. Juventus (ITA) 241,0 (11)
9. Inter Milan (ITA) 234,0 (19)
10. Sao Paulo (BRA) 230,0 (13)

CR7 Bawa Madrid Singkirkan MU dari Liga Champions






Manchester United harus tersingkir dari kompetisi Liga Champions Eropa usai dikalahkan Real Madrid 1-2 (agreagat 2-3) di Old Trafford, Rabu (6/3) dinihari WIB.

Mirisnya gol kemenangan Madrid dicetak oleh mantan bintang Manchester United, Cristiano Ronaldo. Gol pemain berjuluk CR7 itu di menit ke-69 berhasil menghentikan langkah Setan Merah.

Bermodalkan masing-masing gol 1-1 di leg pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa yang berlangsung di Santiago Bernabeu dua pekan lalu, baik MU maupun Madrid bermain habis-habisan.

Meski kedua kesebelasan memiliki peluang emas di babak pertama, tapi skor kacamata 0-0 masih belum berubah hingga turun main.

Memasuki babak kedua, Robin Van Persie cs yang bertindak sebagai tuan rumah berhasi unggul 1-0 (agregat 2-1) dari Madrid lewat gol bunuh diri Sergio Ramos di menit ke-48.

Namun, nasib sial mulai menghampiri tim asuhan Sir Alex Ferguson setelah Luis Nani diusir wasit di menit ke-56. Bermain dengan hanya 10 pemain, Setan Merah pun pincang.

Terbukti di menit ke-66, Luka Modric berhasil membobol gawang MU yang dikawal David De Gea. Skor berubah menjadi 1-1 (agregat 2-2). Mimpi publik Old Trafford melihat timnya mengangakat trofi Liga Champions Eropa kali keempat musnah usai CR7 mencetak gol.

Bomber Madrid itu berhasil menjebol gawang the Red Devils di menit ke-69. Gol CR7 tersebut menjadi gol penentu kemenangan Los Blancos. Skor pun berubah menjadi 2-1 (agregat 3-2) untuk Madrid.

Berhasil mengalahkan MU, Madrid lolos ke babak perempat final Liga Champions Eropa. Sebaliknya, Setan Merah harus terhenti langkahnya di babak 16 besar Liga Champions Eropa.

Dzumafo Absen Melawan Sriwijaya FC



Striker Herman Dzumafo mengaku bahwa dirinya tak bisa tampil memperkuat Persib Bandung saat bertandang ke markas Sriwijaya FC, Sabtu (09/3) mendatang. Penyebabnya, pemain asal Kamerun mengalami cedera kaki kanan.

Dalam sesi latihan Selasa (5/3) di Pusdikpom, Cimahi, Dzumafo tidak turut bergabung. Mantan pemain PSPS itu diberikan porsi latihan secara terpisah lantaran cedera kaki yang dialaminya.

“Sekarang kondisi kaki ku masih sakit. Rencananya hari ini mau terapi. Depat atau lama itu tergantung perawatannya,” ujar Dzumafo saat ditemui di mes Persib, Selasa (05/3).

Dzumafo mengaku memilih untuk memulihkan kondisi cederanya meski harus kehilangan penampilan melawan Sriwijaya FC. “Kalau lawan Sriwijaya aku rasa tidak bisa. Karena jadwal pertandingannya terlalu dekat,” jelasnya.

Dzumafo mengalami cedera saat diturunkan melawan Persija Jakarta, Minggu (03/3). Saat cedera itulah, Dzumafo digantikan oleh Atep pada menit ke-53.

10 Akademi Sepak Bola Terbaik di Dunia


Dengan semakin tingginya harga pemain-pemain bagus, banyak klub yang mulai memanfaatkan pemain muda dari akademi mereka. Beberapa berhasil menjalankan strategi ini dengan sukses, sebagian lagi tak begitu beruntung.

Bagi klub-klub kecil, akademi sepakbola adalah penyambung nyawa mereka. Dengan minimnya dana untuk transfer pemain, lulusan akademi adalah satu-satunya penyuplai pemain paling bisa diandalkan. Jika pemain yang dididik punya bakat besar, klub kecil bisa mendapat keuntungan besar dengan menjualnya ke klub yang lebih besar.

Bagi negara, kehadiran akademi berarti memastikan pembinaan usia muda masih terus berlanjut. Dengan demikian, otomatis suplai pemain yang bisa memperkuat timnas juga tak akan habis.

Berikut adalah deretan akademi sepakbola yang konsisten menghasilkan bakat-bakat besar. Ukuran keberhasilan di sini adalah kemampuan menghasilkan pemain-pemain kelas atas plus pengelolaan yang berkelanjutan.

Ada banyak akademi klub yang menghasilkan pemain-pemain hebat . Ada Banyak akademi bagus yang tidak tercakup di sini seperti akademi Bayern Munich, Dortmund, Internazionale, Clairefontaine, Baskonia dan lain-lain.

1. Calissta
Real Madrid memiliki salah satu akademi terbaik di dunia. Lulusan Akademi Madrid sebenarnya memiliki kualitas yang bagus, namun mereka jarang mendapat tempat di tim utama Los Blancos.

Kebijakan Real Madrid yang lebih memercayai pemain bintang hasil pembelian dari klub lain membuat peluang pemain lulusan Castilla untuk memperkuat tim utama menjadi sangat kecil. Tetapi dari sisi kualitas pemain lulusan Castilla sebenarnya bisa disandingkan dengan akademi terbaik dunia lainnya.

Alumni: Arbeloa, Rafa Benitez, Butragueno, Casillas, Cambiasso, Santiago Canizares, Guti, Javi Garcia, Juan Mata, Raul, Soldado.

2. Santos
Santos adalah salah satu kekuatan terbesar di Amerika Selatan. Akademi Santos memiliki kebiasaan untuk mengorbitkan pemain-pemain berkualitas dunia.

Seperti halnya klub-klub Brasil yang lain, Santos juga menjadi penyuplai pemain hebat bagi klub-klub besar Eropa. Meski selalu ditinggal para bintangnya, Santos seperti tak pernah berhenti mendapatkan pemain muda baru kaya potensi.

Alumni: Pele, Pita, Juary, Robinho, Leo, Giovani, Ganso, Neymar.

3. The Academy of Football
West Ham cenderung sering terlupakan ketika berbicara mengenai pengembangan pemain muda. Alasannya jelas, Para pemain binaan West Ham banyak direbut klub-klub besar ketika mulai menunjukkan bakatnya.

Sejak didirikan pada dekade 50-an oleh manajer Ted Fenton, The Academy telah berhasil menelorkan banyak pemain muda berkualitas di Inggris.

Alumni: Rio Ferdinand, Frank Lampard, Michael Carrick, Joe Cole, Glen Johnson, Jermain Defoe.

4. Gremio
Gremio adalah klub besar Brasil yang punya tradisi menghasilkan talenta kelas dunia. Secara umum, klub-klub Brasil memang ahlinya dalam mengembangkan pemain muda menjadi pemain besar berprestasi.

Namun Gremio menonjol karena telah diakui secara resmi sebagai klub yang memiliki akademi terbaik di Brasil. Pengakuan ini pun datangnya dari CBF (Federasi Sepakbola Brasil).

Alumni: Ronaldinho, Anderson, Lucas Leiva, Eduardo Costa, Lucio, Emerson, Gerson, Ailton.

5. El Semillero
Nama Argentinos Junior mungkin tak banyak anda dengar, atau malah belum pernah anda dengar sama sekali. Tetapi klub kecil asal Argentina ini memiliki tradisi menghasilkan bakat-bakat besar sepakbola.

Akademi El Semillero memiliki reputasi yang bagus dalam hal pembinaan pemain muda. Sayang, ketika sudah 'jadi', para pemain itu banyak yang pindah ke klub sekota Argentinos Juniors, River Plate dan Boca Juniors.

Alumni: Diego Maradona, Juan Riquelme, Cambiasso, Coloccini, Sergio Batista, Fernando Redondo, Juan Pablo SorinJose Pekerman.

6. Arsenal Academy
Arsenal Academy mungkin lebih dikenal karena bisa mengembangkan bakat pemain muda yang mereka dapat dari klub lain. Dengan dipimpin Arsene Wenger, Arsenal Academy bisa menyuplai kebutuhan pemain-pemain kelas atas yang dibutuhkan The Gunners.

Arsenal Academy dikenal lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas. Hasilnya memang membuktikan bhawa lulusan mereka banyak yang mampu berprestasi. Sayang sekali Arsenal juga hobi menjual pemain-pemain terbaik mereka.

Alumni : Ashley Cole, Gael Clichy, Jack Wilshere, Alex Song, Nickals Bendtner, Ray Parlour, Paul Merson, Tony Adams.

7. Sporting Academy Alochete
Jika melihat beberapa pemain terbaik Portugal, baik di masa lalu hingga saat ini, banyak di antara mereka yang berasal dari Sporting PUMA Academy.

Akademi milik Sporting CP ini terletak di daerah bernama Alochete. Andai bisa mempertahankan pemain-pemain terbaiknya, tak msutahil Sporting akan mampu berbicara banyak, tak hanya di tingkat nasional, tapi juga Eropa.

Alumni: Cristiano Ronaldo, Quaresma, Nani, Moutinho, Luis Figo, Simao, Miguel Veloso, Nuno Valente.

8. Manchester United Academy
Akademi milik Manchester United kini telah memiliki tradisi untuk menelorkan pemain-pemain hebat kelas atas. Sebagian besar kesuksesan akademi ini diprakarsai oleh Sir Alex Ferguson. Sejak menangani United, Sir Alex sangat memercayai bakat muda klubnya.

Kepercayaan itu terbayar tuntas ketika Class of '92 menjadi pilar utama United ketika meraih treble winners pada 2009. Kemampuan Fergie mengkombinasikan pemain lulusan akademi dengan pemain hasil transfer telah memberikan kesuksesan besar bagi Setan Merah.

Alumni: Charlton, Hughes, Beckham, Giggs, Scholes, Neville bersaudara, Nicky Butt, Cleverley.

9. De Toekomst
Ajax pernah merajai Eropa dengan pemain-pemain berbakat yang mereka hasilkan. Tetapi di era modern, Ajax memiliki kesulitan untuk mempertahankan para pemain berbakat yang mereka kembangkan.

Akademi De Toekomst (yang berarti Masa Depan) telah menghasilkan banyak pemain hebat yang menghiasi lapangan hijau dunia. De Toekomst punya dasar sepakbola khas Belanda; Total Football.

Alumni: Johann Cruyff, Wesley Sneijder, Van der Vaart, Suarez, Van der Sar, Vermaelen, Bergkamp, Vertonghen.

10. La Masia
Sudah tak perlu diragukan lagi, La Masia adalah akademi sepakbola terbaik saat ini. Sebagai penyuplai pemain bagi Barcelona FC, La Masia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Bukti yang paling jelas adalah ketika pada 2010, tiga finalis Ballon d'Or berasal dari La Masia: Messi, Iniesta dan Xavi.

Selain hebat dalam mengembangkan bakat pemain, La Masia juga punya kebijakan bagus soal pendidikan pesertanya. Banyak akademi yang mengharuskan para pesertanya untuk berhenti sekolah pada usia 15 tahun agar fokus ke sepakbola. Di La Masia, para peserta diwajibkan mengikuti pendidikan dengan baik. Akan ada 'penalti' jika mendapatkan nilai bagus di bidang akademik.

Alumni: Josep Guardiola, Xavi, Iniesta, Messi, Pedro, Puyol, Pique, Fabregas, Arteta, Thiago Alcantara, Cuenca.

Kategori

Kategori